Misi Dagang Jatim ke Sumsel Raup Transaksi Rp1 Triliun

Gubernur Khofifah Indar Parawansa mendampingi langsung misi dagang yang digelar Pemprov Jatim di Hotel Wyndham Opi Kota Palembang, Provinsi Sumsel, awal pekan ini. (Foto: Gardu.id/Biro Adpim Pemprov Jatim)
banner 468x60

Surabaya, Gardu.id – Misi dagang dan investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Sumatera Selatan yang digelar di Hotem Wyndham Opi Kota Palembang, Senin (29/9/25), berhasil mencatatkan transaksi signifikan senilai lebih dari Rp1 triliun.

Alhamdulillah misi dagang di Sumsel sukses dengan catatan transaksi Rp1 triliun lebih. Misi Dagang akan terus kami gelar di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini untuk membantu pelaku usaha Jatim bertemu pasar yang lebih luas, dan menguatkan rantai pasok serta hilirisasi produk daerah,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya di Surabaya, Rabu (1/10/25).

Bacaan Lainnya
banner 300x250

Transaksi final yang tercatat di Hotel Wyndham Opi Palembang mencapai Rp1.000.055.301.000, meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding misi dagang yang digelar Pemprov Jatim di Sumsel pada 2020 senilai Rp306,55 miliar.

Produk unggulan Jatim yang dipasarkan ke Sumsel meliputi olahan unggas, susu, daging ayam, rokok, ikan beku, gula merah tebu, beras, kerupuk, dori fillet, mesin las, sepatu olahraga, pembersih lantai, dan bibit bawang merah dengan nilai transaksi Rp904,86 miliar.

Sebaliknya, pelaku usaha Jatim membeli komoditas asal Sumsel senilai Rp95,18 miliar, antara lain kelapa, veneer kayu, madu, dan ayam fillet.

Khofifah menyebut pola transaksi dua arah ini menunjukkan rantai pasok antarprovinsi yang saling melengkapi, sehingga kebutuhan bahan baku maupun produk hilir dapat terpenuhi secara efisien.

“Misi dagang ini bukan sekadar transaksi, tetapi momentum strategis untuk menguati hilirisasi industri dan meningkatkan daya saing produk Jatim,” katanya.

Data pada 2023 menunjukkan, total perdagangan kedua provinsi mencapai Rp10,66 triliun, yang terinci nilai bongkar Rp9,29 triliun dan muat Rp1,38 triliun. Fakta ini memperlihatkan potensi besar yang terus tumbuh melalui forum misi dagang.

Selain transaksi perdagangan, misi dagang tersebut juga menghasilkan penandatanganan perjanjian kerja sama antara sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), badan usaha milik daerah (BUMD), serta asosiasi pelaku usaha dari Jatim dan Sumsel.

Kinerja ekonomi Jatim sendiri tetap solid. Pada Triwulan II-2025, pertumbuhan ekonomi Jatim tercatat 5,23%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 5,12% dengan total nilai PDRB ADHB pada semester I-2025 mencapai Rp1.668,6 triliun. Kontribusi Jatim mencapai 14,44% PDB nasional dan 25,36% pada PDRB Pulau Jawa.

Dari sisi perdagangan, Jatim membukukan surplus Rp120,61 triliun pada semester I-2025. Bahkan pada perdagangan antarwilayah nasional pada 2023, Jatim mencatat surplus terbesar senilai Rp209 triliun.

Sejak 2019, Pemprov Jatim telah menggelar 43 misi dagang domestik dengan nilai komitmen transaksi Rp17,39 triliun, melibatkan 1.953 transaksi dan 2.812 pelaku usaha. Misi di Palembang ini merupakan penyelenggaraan ke delapan sepanjang 2025.

Pemprov Jatim juga aktif menggarap pasar internasional untuk menguati daya saing. Sedikitnya ada lima misi dagang ke luar negeri yang dilakukan sejak 2022–2024, yakni di Riyadh, Kuala Lumpur, Dili, Hong Kong, dan Osaka membukukan potensi transaksi Rp1,7 triliun dengan mengikutsertakan 28 pelaku usaha.

Pada 2024, total ekspor Jatim dalam dan luar negeri mencapai Rp1.499,86 triliun, sedangkan impor sebesar Rp1.311,93 triliun, sehingga neraca perdagangan Jatim surplus Rp187,93 triliun.

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60